MENGAWETKAN HEWAN dan TUMBUHAN

ANEKA MAKHLUK HIDUP

TIAP HARI, terutama pada hari-hari libur, banyak orang yang terdorong oleh keinginan tahu, masuk ke kebun binatang yang terdapat di kota-kota besar di dunia ini. Mereka datang untuk melihat singa dan harimau, anjing laut dan singa laut, burung hantu dan burung elang, ular dan kura-kura. Yang juga menarik perhatian banyak orang ialah kebun raya. Di dalamnya dikumpulkan dan ditanam bermacam-macam tumbuhan hidup yang berasal dari berbagai-bagai tempat di seluruh dunia. Beberapa diantara tumbuhan-tumbuhan di kebun raya ini di tanam di tempat-tempat terbuka, lainnya dipelihara dalam rumah-rumah kaca yang besar.

Tentu saja, kita tidak usah bertempat tinggal di dekat kebun binatang/kebun raya, untuk dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup. Kita juga dapat pergi ke hutan, ke lapangan atau ke kolam untuk melihat rumput-rumput, semak-semak, dan pohon-pohon, ulat, kumbang dan cacing, burung kutilang, udang,, ular dan tikus. Juga di halaman rumah kita dapat menjumpai beratus-ratus macam tumbuhan dan hewan.

Apabila kita memperhatikan makhluk hidup dalam keadaan yang bagaimana saja, akhirnya kita akan memperoleh suatu gambaran mengenai keragaman yang terdapat diantara mereka. Bagi seorang pengunjung kebun binatang yang biasa datang pada hari Minggu, keanekaragaman itu mungkin hanya merupakan suatu gambaran yang singkat, lain tidak. Tetapi bagi mereka yang sudah menangkap arti ilmu pengetahuan, gambaran mengenai keanekaragaman makhluk hidup ini akan mendorong dan lebih membuka cakrawala pola pikir wawasan yang lebih luas lagi. Karena masih banyak ragam makhluk hidup daripada yang dapat dilihat dalam kebun binatang/kebun raya, yang akan menuntun sesorang betapa berjuta-juta jenis hewan atau tumbuhan yang tersebar di dunia ini, bahkan tidak tahu apakah jenis tersebut keragaman ataupun jumlahnya masih banyak atau tidak. Ini salah satu yang menjadi permasalahan mengapa kita perlu membuat pengawetan-pengawetan baik hewan ataupun tumbuhan dengan memperhatikan dan mematuhi prinsip-prinsip ekspolitasi, sehingga tidak menimbulkan suatu kerusakan/ketidakseimbangan lingkungan.

MENGAPA PERLU PENGAWETAN HEWAN DAN

TUMBUHAN ?

Sepeti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kita perlu/bisa membuat pengawetan hewan/tumbuhan antara lain karena :

A. Keperluan belajar/pendidikan/koleksi (penelitian botani, zoologi, sistematik, morfologi, penyebaran, dan disiplin ilmu yang lain).

B. Distribusi spesimen tertentu

C. Kemelimpahan tidak setiap waktu

D. Sebagai dokumen bukti-bukti kekayaan keanekaragaman (biodiversitas).

Dengan kata lain pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian-bagiannya diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa adanya sistem pengawetan yang baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan dikoleksi dilapangan akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau pembusukan.

PENGAWETAN TUMBUHAN DAN HEWAN

Pada bagian ini penulis tidak akan terfokus kepada pengertian klasifikasi, sejarah, batasan, masalah, atupun macam-macam klasifikasi makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Tapi pada bagian ini kita akan lebih menekankan kepada bagaimana teknik dan macam pengawetan khususnya untuk dunia hewan dan tumbuhan.

Sebagai gambaran, kita ketahui keanekaragaman yang ada di dunia ini sangat besar sekali, baik dalam bentuk, ukuran, struktur, fungsi dan yang lain. Untuk memudahkan mempelajari hewan dan tumbuhan yang sangat beraneka ragam dari sifat dan ciri yang ada pada hewan dan tumbuhan itu maka sadar atau tidak sadar manusia menggolong-golongkannya menurut kepentingannya masing-masing. Penggolongan ini didasarkan dari sifat dan ciri dari hewan dan tumbuhan itu sendiri dan akhirnya untuk mencari kesamaan sifat.

Walaupun demikian, kita tetap sedikit harus mengetahui beberapa sistem klasifikasi hewan atau tumbuhan agar ada kerangka tempat menggantungkan informasi-informasi tentang tingkatan organisasi dan kemungkinan kekerabatan berbagai jenis/tipe hewan dan tumbuhan.

Pengelompokkan dunia hewan menjadi 2 kelompok besar yaitu :

- Hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata) : Hewan ini mulai dari Filum Protozoa, Porifera, Coelenterata, Platyhelimnthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan Arthropoda.

- Hewan bertulang belakang (Vertebrata) : Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, dan Mammalia.

Pengelompokkan/klasifikasi tumbuhan menurut August Wilhem Eichler (1839-1887) dalam Sudarsono (2005:30) mengumumkan suatu klasifikasi yang pengaruhnya sampai saat ini yaitu dia membagi dunia tumbuhan menjadi dua :

A. Cryptogamae, merupakan tumbuh-tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tersembunyi, yang termasuk golongan ini adalah :

1. Thallophyta (Fungi dan Algae)

2. Bryophyta (Musci dan Hepaticae)

3. Pteridophyta (Equisitinae, Lycopodinae, Filicinae)

B. Phanerogamae, merupakan tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tidak tersembunyi, meliputi :

1. Gymonospemae (tumbuhan biji terrbuka)

2. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)

MACAM-MACAM PENGAWETAN HEWAN DAN TUMBUHAN, ANTARA LAIN :

1. HERBARIUM

Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan. Misalnya Herbarium Bandungense adalah herbarium kepunyaan Departemen Biologi FMIPA ITB di Bandung, sedangkan Herbarium Bogoriense adalah herbariumm kepunyaan Balitbang Botani, Puslitbang Biologi Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor.

Menurut cara pengawetannya bisa dibedakan menjadi :

a. Herbarium kering, cara pengawetannya dengan dikeringkan.

b. Herbarium basah, cara pengawetan dengan disimpan dalam larutan pengawet seperti alkohol 70%, formalin 4 %, atau FAA (larutan yang terdiri dari formalin, alkohol, asam asetat glasial, dengan formula tertentu)

2. TAKSIDERMI

Dari kedua gambar di atas sekilas nampak tidak bisa dibedakan mana hewan yang sudah diawetkan dan mana yang belum diawetkan. Kelompok hewan A adalah hewan yang masih hidup, sedangkan kelompok B hewan yang sudah diawetkan dengan proses yang disebut taksidemi.

Taksidermi merupakan istilah pengawetan untuk hewan pada umumnya, vertebrata pada khususnya, dan biasanya dilakukan terhdap hewan yang berukuran relatif besar dan hewan yang dapat dikuliti termasuk beberapa jenis reptil, burung, dan mammalia. Organ dalam dikeluarkan dan kemudian dibentuk kembali seperti bentuk asli ketika hewan tersebut hidup (dikuliti, hanya bagian kulit yang tersisa). Pengetahuan tentang kulit ini, sering dipakai sebagai bahan referensi untuk identifikasi hewan vertebrata, dan juga untuk menunjukkan bemacam-macam varietas yang terdapat di dalam species.

Dengan kata lain taksidermi merupakan pengetahuan tentang skinning (pengulitan), preserving (pengawetan kulit), stuffing (pembentukan), dan mounting/opzet/pajangan (penyimpanan sesuai kondisi waktu hidup).

3. BIOPLASTIK

Bioplastik merupakan pengawetan spesimen hewan atau tumbuhan dalam blok resin untuk digunakan sebagai media/alat, baik itu untuk kepentingan pendidikan atau komersial tertentu ataupun tujuan tertentu

Teknik pengawetan hewan/tumbuhan dengan Bioplastik ini memiliki beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek asli tidak bisa disentuh/diraba (karena observasi hanya mengandalkan penglihatan saja).

Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, atau siklus hidupnya.

4. PEWARNAAN TULANG

Prinsip dari teknik pewarnaan ini adalah mewarnai bagian tulang vertebrata sehingga bisa dengan jelas membedakan tulang-tulang vertebrata secara khsusus, dan ini bisa digunakan untuk keperluan identifikasi ataupun determinasi vertebrarta secara umum.

Pengamatam terhadap pertumbuhan perkembangan tulang suatu hewan terkadang sulit kalau tanpa merusak hewan tersebut. Dengan ditemukannya metode pewarnaan tulang dan tulang rawan dengan tidak perlu merusak tubuh hewannya, merupakan sarana untuk penelitian keadaan dan perkembangan tulang.

Dengan hanya mewarnai tulang dan rawan saja, sedangkan yang lainnya bening maka kita bisa mengamati berbagai hal, diantaranya bentuk, perkembangan dan kecacatannya dari suatu hewan vertebrata pada tingkat perkembangan yang bervariasi.

1 Comment:

  1. Anonymous said...
    sharusnya cara pengawetan hwannya jg di jelaskan . bukan hanya zat pngawt aja yang djelaskan tapi cara pengawtan nya jg harus dijelaskan jg

Post a Comment



Search by Gooogle